Kelakuan Jomblo Greget di Malam Tahun Baru
11:18:00 pm
Halaman ke 365 dari total 365 halaman.
Apa artinya?
Ya elah, masih juga ngga paham. Artinya ini adalah tanggal
31 Desember alias akhir tahun, mblo.
Oya sori, yang jomblo jangan merasa tersinggung atau
sensian deh, soalnya saya juga jomblo, kok. #hiks #nyedotingus
Detik ini jam di laptop saya menunjukkan pukul 21.40,
sekitar 2 jam lagi menuju pergantian tahun dari 2015 ke 2016. Apa yang gw
lakukan?
Hei, apa yang seorang jomblo lakukan di malam tahun baru?
Tiup terompet sekenceng-kencengnya sambil keliling
kompleks? Ngga sih, soalnya ini lagi hujan deras, bro. Dan kebetulan gw ngga
punya terompet. Ngga mungkin juga gw beli petasan atau kembang api karena
menurut gw itu cuma aksi bakar-bakarin duit. Secara, harga petasan dan kembang
api itu lumayan mahal! Mendingan duitnya dipake buat makan... #makanmuluseh
Yang sepatutnya dilakukan seorang jomblo di malam tahun
baru (selain meminta hujan deras turun di malam ini) adalah meratapi nasibnya!
Eh, salah deng. Harusnya mengintrospeksi diri kenapa dirinya masih juga jomblo
di jaman dimana anak SD aja udah bisa pacaran 12 kali.
Salah juga!
Yang harusnya dilakukan seorang jomblo greget di malam
tahun baru yang syahdu ini adalah merenungkan bahwa ada yang lebih penting
dalam hidup ini daripada mikirin untuk nyari pacar. Hmm.
Ngomong-ngomong soal menjomblo, gw ingat dengan sebuah
tweet yang pernah gw tulis pada bulan Desember 2014, ya tahun lalu persis lah.
Waktu itu gw nge-tweet seperti ini: “Kalau gw jomblo, gw mau jadi jomblo yang
#greget ah kayak @kaesangp” [Kaesang Pangarep, anak ketiga Pak Jokowi yang
sukanya ngegalau unyu di blog-nya yang berjudul misterkacang.blogspot.com].
Dan tahun ini gw jomblo. Puji Tuhan banget aspirasi gw
terkabul. Karena gw pengen banget ngerasain lagi momen menjadi jomblo, kalau
bisa gw ngejomblo setahun atau dua tahun. Awalnya, cita-cita gw adalah menjadi jomblo greget dan kece selama 5 tahun, biar sama kayak lamanya periode
pemerintahan presiden gitu. Tapi temen-temen gw pada protes, entah kenapa.
Mereka bilang, 5 tahun itu kelamaan. Padahal nih ya, setelah gw pikir-pikir,
emang iya sih 5 tahun itu kelamaan. Hehehe.
Sebenernya ngga ada yang salah dari menjomblo atau punya
pacar. Terserah lo, lah, lo mau jomblo kek, punya pacar kek, mau selibat kek.
Terserah. Bagi gw itu pilihan lo masing-masing asal siap aja terima
konsekuensinya, karena tiap pilihan itu mengandung resiko! Eh kenapa gw jadi marah-marah
gini ya?
Udah ah, kita lupakan nasib jomblo kita sejenak.
Berhubung ini malam tahun baru dan kita harusnya melakukan hal-hal yang lebih
bermutu ketimbang cuma tiup-tiup terompet sampe sesak napas, gw kepikiran untuk
bagiin sebuah cerita buat kalian.
Cerita ini bukan fiksi, dongeng, apalagi fabel. Ini
adalah kata-kata yang diucapkan Steve Jobs, CEO Apple, sebelum dia meninggal.
Gw ngga sengaja nemu postingan ini di Facebook waktu lagi stalking-in mantan,
eh liatin Timeline temen-temen yang sedang asyik liburan.
Menurut gw kata-kata dia dalemm banget, membuat kita
paham tentang arti kesuksesan yang sesungguhnya. Tau ga, bagi Steve ternyata
harta kekayaannya bukanlah ukuran kesuksesan. Lah, terus apa makna kekayaan dia
yang bejibun itu? Apa? Penasaran, kan? Lanjoot.
Di malam tahun baru menuju tahun 2016 ini, gw pengen
banget kita semua sadar bahwa acara selebrasi nan gegap-gempita bukanlah yang
terpenting untuk dilakukan. Bahkan, itu bukan hal yang perlu dilakukan!
Harusnya kita mikir bahwa dengan pergantian tahun, itu berarti Tuhan Yesus udah
makin cepat untuk datang ke dunia ini dan menghakimi kita-kita. Nah, lho. Jadi
serem kan. Tapi emang realitanya begitu.
Nah makanya, selagi kita menunggu Dia yang on the way ke
bumi, kita harusnya mikirin bener-bener, hal-hal apa saja sih yang PERLU dan
NGGA PERLU untuk dilakukan di dunia ini. Karena umur kita singkat. Singkat,
cuma 70 sampe 80 tahun aja. Kalau bisa sampe 100 tahun itu mah udah bonus
doorprize dari Tuhan. Bahkan belum tentu kita semua yang baca blog ini bisa
mencapai usia 70 tahun.
Hidup tuh singkat. Sebentar. Ke bumi kita lahir, hanya
untuk mampir. Pernah ngga sih, kalian mikir kayak gitu?
Oke, sebelum kalian menutup blog gw ini karena gw terlalu
bertele-tele, ini nih kata-kata terakhir Steve Job sebelum dia menghembuskan
nafas terakhirnya. Semoga jadi inspirasi yang berguna buat kalian wahai pembaca
budiman.
Kata-kata
Terakhir Steve Jobs
Aku telah mencapai puncak kesuksesan dalam dunia bisnis.
Bagi orang-orang, aku merupakan teladan dalam kesuksesan
yang sesungguhnya.
Namun demikian, terlepas dari karir, aku hampir tidak
menemukan kebahagiaan. Pada akhirnya, kekayaan hanyalah sesuatu yang biasa aku
miliki.
Saat ini, ketika aku terbaring di ranjang untuk orang
sakit dan mengenang seluruh hidupku, aku menyadari bahwa penghargaan dan
kekayaan yang selalu aku banggakan rupanya menjadi samar dan tak berarti ketika
aku sedang diperhadapkan dengan maut.
Di dalam kegelapan, ketika aku melihat cahaya hijau dan
mendengar suara menderu dari mesin-mesin yang membuatku bertahan hidup, aku
bisa merasakan hembusan nafas sang pencabut nyawa yang semakin mendekat....
Sekarang aku tahu, setelah aku mengumpulkan cukup banyak uang
di akhir hidup, kita seharusnya mengejar hal-hal lain yang tidak berkaitan
dengan kekayaan...
Sesuatu yang seharusnya lebih penting:
Entah itu hubungan-hubungan, seni, mimpi di masa muda...
Mengejar kekayaan terus-menerus hanya akan membuat
seseorang menjadi sinting, seperti diriku ini.
Tuhan memberikan kita indera supaya kita bisa merasakan
cinta di dalam hati setiap manusia, bukan merasakan ilusi yang ditawarkan oleh
kekayaan.
Semua kekayaan yang telah aku dapatkan di dalam hidupku,
tidak dapat aku bawa saat ini.
Apa yang bisa kubawa di masa seperti ini hanyalah
kenangan-kenangan penuh cinta.
Itulah harta sejati yang akan ikut bersamamu, menemanimu,
memberikanmu kekuatan dan cahaya dalam hidupmu.
Cinta dapat menempuh perjalanan ribuan mil jauhnya. Hidup
itu tidaklah terbatas. Pergilah kemana kamu ingin pergi. Capailah apa yang
ingin kamu capai. Semuanya ada di dalam hatimu dan di genggaman tanganmu.
Ranjang apa yang paling mahal di dunia? Jawabannya adalah
ranjang orang sakit...
Kamu bisa mempekerjakan orang lain untuk mengemudikan
mobil untukmu, kamu bisa mempekerjakan orang lain untuk menghasilkan uang
bagimu, tapi kamu tidak dapat menyuruh siapapun untuk menggantikan penderitaan
yang kamu alami.
Jika hal-hal materiil hilang, masih bisa ditemukan lagi.
Namun ada hal yang tidak bisa ditemukan lagi ketika sudah hilang... yakni
Hidup.
Ketika seseorang masuk ke ruang operasi, dia akan
menyadari bahwa ada sebuah buku yang belum selesai dia baca: Buku tentang Hidup
Sehat.
Apapun fase yang sedang kita lewati dalam hidup ini,
seiring berjalannya waktu kita akan berada di saat dimana waktu kita telah
habis.
Hargailah dan cintailah keluargamu, pasanganmu, serta
teman-temanmu...
Hargai pula dirimu, dan sayangi sesamamu.
0 komentar