Dulu Asing, Kini Penting
9:01:00 pmHey, sejak kapan kau menjadi penting?
Enam bulan lalu
kamu tidak dikenal oleh sistem memori di kepalaku.
Sulit
membayangkan bagaimana enam bulan dapat mengubah segalanya.
Waktu memang
hebat.
Dengan waktu,
yang dulu asing kini menjadi berarti.
Karena waktu pula,
yang dulu penting menjadi terabaikan.
Mengapa kamu
menjadi penting?
Mungkin di
hitungan 1800 hari dari hari ini, kamu akan menjadi asing kembali.
Tetapi lupakan
soal masa 1800-hari karena itu bukan sekarang.
Aku tegaskan
bahwa kita sedang membicarakan apa yang terjadi saat ini, detik ini.
Mengapa semua
hal-hal remeh temeh tentangmu menyita energi di otakku?
Sungguh tidak
terbayangkan di enam bulan lalu, bahwa sebuah centang-biru-di-whatsapp-yang-tak-kunjung-mendapat-respon adalah masalah
besar.
Menyenangkan
sekali jika semua peristiwa dalam hidup dapat dijelaskan dalam rumus yang terperinci.
Tetapi soal centang-biru-di-whatsapp-yang-tak-kunjung-mendapat-respon...
sial!
Sampai kini aku
belum menemukan uraian yang logis.
Benci sekali.
Terlebih lagi...
kekacauan emosi yang timbul oleh karena si centang-biru-di-whatsapp-yang-tak-kunjung-mendapat-respon,
telah membuatku semakin membenci diriku sendiri.
Aku kangen diriku
enam bulan lalu.
Ketika centang-biru-di-whatsapp-yang-tak-kunjung-mendapat-respon
tidak memberikan rangsangan apapun bagi nalar ini.
---
“Anxiety makes you sit there and overthink every single things. At
times it makes you think people in your life are leaving you. You begin
to feel abandoned, and not worth anything because the most important
people in your life don’t want you. You know it is stupid.
You know with all your heart that it wasn’t a big deal and that it
should roll off of you. Suddenly the small things is very big and it keeps growing in your head. You
know with all of your heart that you’re being ridiculous and you hate
every minute of it.”
0 komentar