Gw kadang bingung lho, gimana penulis novel kriminal bisa punya temen?
Gw kan suka nonton film detektif atau baca novel kriminal. Semuanya jelas ditulis oleh orang yang kreatif dan yang pasti paham "bagaimana berbuat jahat".
Misalnya, kasus pembunuhan di lift yang tidak dapat dipecahkan polisi biasa (karena polisinya tuir, gaptek, dan tukang main game Zuma).
Atau, kasus meninggalnya seseorang yang tampak sebagai bunuh diri, padahal dibunuh. Lagi-lagi polisi korup yang pemalas tidak sanggup melihat kejanggalan kasus tersebut, dan memilih menutup kasus dengan tergesa-gesa.
Gw kadang heran, dari mana kecerdasan para penulis itu berasal? Apakah karena mereka sering memikirkan trik jahat ke orang-orang yang mereka temui di jalan?
Atau, mungkin mereka dapat inspirasi dari kasus kejahatan yang pernah dibuat oleh pelaku sebenernya, yang kini sudah dihukum penjara? Tapi, tidakkah mem-film-kan kasus tersebut (meskipun dengan plot dan cerita berbeda) sama dengan mengajarkan "lifehack cara berbuat jahat" kepada penonton?
Atau, barangkali ide-ide kriminal itu cuma murni karangan, dan ngga mungkin berhasil jika dipraktekkan di dunia nyata? Well, penonton pun mungkin paham itu dongeng, tapi jika mereka memodifikasi trik-nya, bisa saja kan?
Menurutku, penulis cerita kriminal punya andil dalam memberikan inspirasi bagi para penjahat. Dan pertanyaan lanjutannya adalah, tidakkah teman-teman mereka takut pada mereka?
Bagaimana jika salah seorang teman menyakiti hati si penulis tanpa sengaja? Bisakah si penulis, dengan stok ide jahat yang ada di library-nya, merekayasa modus untuk mencelakai temannya tersebut?
|  | 
| Photo by Margaret Kester on Unsplash | 
 




 
 
 
 
