Jangan Ubah Aku

11:54:00 pm

Gw BERUSAHA sebisa mungkin untuk nge-blog bukan karena alasan-alasan klasik seperti "soalnya-udah-lama-gak-ngeblog-sih" atau "follower-gw-udah-ngantri-nungguin-postingan-baru-dari-gw." Tidak, gw justru berusaha ngeblog karena "ada-yang-lagi-perlu/ingin-gw-tulis-meskipun-itu-random-alias-gajelas-samasekali-but-I don't care anyway."

Belakangan ini gw menyadari satu hal. Mungkin kalian udah sadar akan hal ini dari jaman dahulu kala saat usia kalian masih 3,5 tahun, atau mungkin ada juga di antara kalian yang ngga pernah sadar akan hal ini. Nah, untuk kamu yang belum sadar, kehadiran saya dalam blog ini adalah untuk menyadarkan kalian!

Fakta terkini yang meletup di otak gw beberapa hari ini adalah: kita tidak bisa mengubah orang lain. Sekali lagi ya: KITA BENER-BENER ENGGA BISA MENGUBAH ORANG LAIN. Mau tahu apa alasannya? Ini dia.

Pertama, manusia adalah makhluk yang pinter (karena pencipta manusia yaitu TUHAN juga pinter setengah mati, jadi ngga mungkin kalau ciptaan-Nya yang kece kayak kita itu ngga pinter juga!), dan oleh karena itu manusia punya kemampuan untuk MEMILIH. Gw selalu berbahagia setiap kali mengingat bahwa di dunia ini terdapat sebuah kata yang indah yaitu "PILIHAN." Apa yang bikin PILIHAN itu membahagiakan? Karena pilihan membuat kita bisa membuat keputusan sebebas-bebasnya (tentu disertai dengan konsekuensi dari masing-masing keputusan tersebut). Kalau lo hobinya tidur dari dulu ampe sekarang tapi LO EMANG SUKA dengan aktivitas itu dan lo dengan sengaja MEMILIH tidur sebagai hobi lo, ya Tuhan juga ngga akan ngomel-ngomel di kuping lo 24 jam sehari dan memaksa lo bangkit dari tempat tidur untuk bangun, belajar, dan kerja. Tuhan bukan PEMAKSA, lho! Kalau lo emang mau demikian, ya silahkan saja. Tapi, nanti kalau lo engga punya duit, tubuh lo ngga punya vitalitas tinggi, dan hidup lo gitu-gitu aja, maka elo ga boleh nyalahin Tuhan. Kan, elo sendiri yang MEMILIH untuk tidur tiap saat. Nah, jadi gitu. Pilihan itu membuat kita jadi makhluk yang teramat bebas membuat keputusan termasuk menanggung segala resiko yang ditimbulkannya. Bisakah orang lain mengubah lo jika lo sudah membuat PILIHAN dengan keukeuh? Tidak. Tuhan aja engga mencoba untuk mengubah lo kalau elo emang NGGA MAU BERUBAH, apalagi sesama lo manusia. Mereka juga mungkin bohwat duluan sebelum berkoar-koar nasihatin lo.

Alasan kedua mengapa kita tidak bisa mengubah orang lain adalah karena ITU BUKAN TUGAS KITA. Bukan urusan kita. Yang harusnya menjadi fokus kita adalah mengubah diri kita sendiri, membenahi kekacauan yang terjadi di hidup kita sendiri, dan memperbaiki kesalahan yang udah pernah kita buat. Dan, lo tau ga sih? Sebenarnya saat lo akhirnya berhasil memperbaiki diri lo sendiri (gw lebih suka pake istilah "upgrading yourself"), maka lo secara tak sadar telah memberikan SAMPEL pada orang-orang di sekitar lo bahwa ada ORANG YANG DULUNYA BUSUK YANG SEKARANG UDAH BERUBAH JADI BAIK sehingga mau ngga mau mereka pasti terkesima, mencari tahu, meniru, dan akhirnya IKUTAN mengubah dirinya sendiri seperti yang SUDAH elo lakukan terhadap diri lo. Keren kan, metodenya?

Alasan ketiga mengapa kita ngga perlu mengubah orang lain adalah, karena MENERIMA ORANG LAIN APA ADANYA jauh lebih menyuarakan cinta daripada berupaya mengubahnya. Entah kenapa, gw yakin banget bahwa ada hubungan yang erat antara PENERIMAAN dengan CINTA. Kalau elo cinta ama seseorang itu, langkah pertamanya bukanlah berupaya mengubah orang itu menjadi sosok lain (meskipun memang orang itu punya kebiasaan buruk sekalipun). Contohnya gini: pernah ngga sih elo suka sama cowo, tapi detik pertama ketemu dia yang lo pikirkan adalah "Baiklah, gw akan mengubah tatanan rambut pria ini dengan memberikannya pomade dan gw akan mencukur habis jambangnya yang lebat dan gw akan membelikannya sepatu sneakers terkini"? Pernah ngga sih itu terlintas di kepala lo saat baru pertama kali ketemu cowo yang menarik? Engga, kan? Lo engga mengubah dulu cowo itu, baru elo suka, kan? Kenyataannya, cowo yang lo suka adalah cowo yang lo temui dalam keadaan "sebegitunya" (ancur ya ancur, bau ya bau, tapi entah kenapa terlihat menarik... #hazek). Justru saat lo mulai mengubah dia (dengan alasan bahwa lo sedang menjadi 'malaikat' yang bisa mempermak dirinya menjadi pribadi yang lebih baik lagi), maka lo sebenernya mulai ngga mencintai dia. Lo sedang mengganti atau mendandani dia menjadi sosok yang LO INGINKAN; dan lo tidak membiarkan cowo itu menjadi apa yang IA INGINKAN. Paham kan, maksud gw?

Jadi begitulah. Gw yakin memang kita tidak punya "jobdesc" akbar di dunia ini untuk mengubah orang lain. Nope. Itu tugas Tuhan, tapi bahkan TUHAN PUN TIDAK PERNAH MEMAKSAKANNYA JIKA MEMANG ORANG TERSEBUT TIDAK MAU BERUBAH.



You Might Also Like

0 komentar

CONNECT ON TWITTER

Blog Archive

connect on Pinterest