Fear of Change

1:01:00 pm

Percayalah, meninggalkan sesuatu yang sudah membuatmu nyaman adalah sulit untuk dilakukan, bahkan sekalipun itu adalah hal yang salah.

Meninggalkan kebiasaan buruk? Yeah, itu memang buruk dan sebaiknya tidak pernah kamu lakukan sejak zaman dahulu kala, tapi sekarang setelah kamu terikat dengannya, begitu menyatu dengannya, dan sangat mencintainya, apakah kamu masih ingin berusaha untuk lepas darinya? Bukankah kamu takut bahwa nanti—setelah kebiasaan buruk itu kamu lepaskan—kamu harus memulai sesuatu yang BARU lagi? Dan masalah hampir setiap manusia adalah sama: kita membenci yang harus dimulai lagi dari awal. No idea, no experience, no track record. All things new.


Dear kamu,
Apakah kamu tahu bahwa ketenaran yang kamu miliki sekarang bagaikan sebuah bom waktu—nantinya kamu akan sengsara walaupun saat ini kamu merasa bahagia?

Okay, aku setuju bahwa kamu telah berusaha keras menaklukkan para pesaingmu dan kamu telah berhasil menunjukkan bahwa kamu berkelimpahan akan talenta yang tidak dimiliki oleh orang-orang lain pada zamanmu. Tapi kamu mungkin tidak sadar bahwa oknum tertentu sedang memanfaatkan talentamu.

Mereka tahu bahwa kamu berbeda.

Mereka tahu bahwa kamu bisa menarik massa. Saat kamu berbicara—meski hanya sepatah kata—seluruh dunia bersedia mendengarkan.

Mereka tahu bahwa para pemujamu akan menyetujui apapun yang kamu lakukan. Pemujamu akan mengamini semua pesan yang kamu utarakan—meskipun pesan itu hanya “titipan”, bukan pesan yang benar-benar keluar dari hati dan pikiranmu.


Mereka tahu bahwa semakin lama kamu akan semakin nyaman dengan semua “fasilitas” yang mereka berikan. Membuat dirimu terlena dan terhisap dalam pusaran semua ini, adalah misi mereka

Saat kamu sadar bahwa kamu seharusnya “tidak berada di situ”, kamu sudah terjebak. Dengan susah payah kamu harus keluar dari sana—jika tidak, kamu harus bertahan selamanya dan “berbakti” kepada mereka.

Dan kamu takkan menghendakinya. Dengan sekuat tenaga kamu berusaha lepas, tapi kamu bingung. Kamu akan dipaksa untuk memilih: bertahan selamanya di situ, atau mencoba pergi tetapi kamu akan kehilangan orang yang paling kamu sayangi.

Saat cinta disertakan dalam pilihan, logikamu seakan tak berfungsi. Kamu tak rela ibumu harus meregang nyawa, kan?

Mungkin aku tak bisa berkata banyak, tapi doaku hanya satu: sadarlah dan keluarlah sebelum semuanya terlambat.

Aku percaya Tuhan bersamamu, dan kamu bisa membuat keputusan tanpa rasa takut.

You Might Also Like

0 komentar

CONNECT ON TWITTER

Blog Archive

connect on Pinterest