From Words to Magic

10:11:00 pm

'A picture paints a thousand words', demikian sebuah pepatah populer.
Bohong. 
Pepatah aslinya adalah 'One look is worth a thousand words.'

Bahkan sebuah gambar mahakarya masih membutuhkan kata-kata untuk membuatnya jadi bermakna. 

Orang-orang meremehkan daya magis kata-kata. Mereka pikir visual bisa menggantikan verbal. 

Aku sangat menyukai instrumen piano meski tanpa lirik. Setiap dentingannya memberikan lonjakan emosi, entah moody atau happy. Tapi sebuah gambar--menurut pendapatku--tidak dapat ditelaah tanpa melibatkan perkataan. 

Beberapa hari lalu aku terpukau mendengar seseorang mengatakan sesuatu. Apa yang dia katakan adalah hal yang sudah aku tahu. Sungguh, ungkapan dia adalah apa yang kupikirkan hampir setiap hari. Tapi hatiku bergejolak ketika MENDENGAR dia mengatakan hal itu.

Kenapa reaksinya sebegitu kuat?

*
Sebab meskipun kita sudah tahu sesuatu, kita butuh seseorang di luar diri kita untuk mengucapkannya pada kita dengan bersuara. Ada perbedaan signifikan antara "berkata kepada diri sendiri" dan "mendengar perkataan orang lain" meskipun isinya sama persis! 

Pertama-tama, sebuah abstraksi menyeruak di pikiranmu. Ia sangat indah--kamu gagal mendeskripsikannya tapi pokoknya dia layak dipertahankan. Maka kemudian, abstraksi tersebut berkembang menjadi sebuah keyakinan. Kamu mengamininya setiap kali ia berkelebat di benakmu. Tapi ia belum pernah dituangkan dalam kata-kata.

Kemudian seseorang yang tidak kamu kenal tiba-tiba berhasil mendeskripsikan abstraksi itu. Orang tersebut dengan santainya hanya berbicara, namun setiap ucapannya adalah sapuas-sapuan kuas yang membentuk lukisan, persis menggambarkan apa yang tersimpan di pikiran kita selama ini.

*
Sangat melegakan mengetahui bahwa ada orang lain yang sependapat dengan kita. Bayangkan... selama ini kita meyakini suatu faham, dan dengan teguh kita menganutnya meski dunia sekeliling menentang. Tapi, spektakuler rasanya ketika kita bertemu dengan orang lain dengan kacamata yang sama dengan kita. Ia memberikan konfirmasi pada jiwa yang sepi; ia menyajikan perasaan familiar yang menenteramkan. Seperti bertemu kawan lama dari kehidupan sebelumnya... 



You Might Also Like

0 komentar

CONNECT ON TWITTER

Blog Archive

connect on Pinterest