Kebahagiaan..

11:49:00 pm

-mengutip sebuah sumber-

KEBAHAGIAAN SEBAGAI SEBUAH PRIORITAS

[bagian 1]

Saya tertarik dengan fakta yang menyatakan bahwa secara umum seseorang menonton televisi sepuluh kali lebih lama (bahkan lebih) dibandingkan dengan memikirkan tentang kebahagiaan.

Bahkan menurut survei yang saya adakan, tidak seorangpun dari 30 orang yang berpikir untuk sekejap saja bagaimana mereka dapat lebih berbahagia!

Beberapa dari mereka menghabiskan 2-7 jam dalam sehari di depan televisi, tapi tidak semenitpun mereka pakai untuk merenungkan tentang hal yang terpenting dalam hidup -- bagaimana aku dapat lebih berbahagia?
Salah satu hukum yang utama dalam mencapai sesuatu adalah kita harus memiliki pandangan umum bagaimana kita dapat mencapainya atau paling tidak dengan mengetahui tujuan kita.

Sebenarnya kita sangat beruntung karena mudah sekali untuk mempelajari bagaimana kita dapat berbahagia. Bahkan, kebahagiaan merupakan keadaan alami kita. Kalau kita menguasai keadaan dan berhenti melawan arus, maka kita akan sangat berbahagia sekarang. Dalam hidup, kita tidak memiliki buku panduan bagaimana memperoleh kebahagiaan -- dan sebenarnya kita tidak memerlukannya. Dengan mengikuti beberapa prinsip yang sederhana dan dengan mengetahui bagaimana keluar dari cara hidup kita sendiri, kita dapat menjadi sangat berbahagia di dalam segala keadaan.

Banyak orang setuju bahwa ketika baru lahir, seorang bayi masih polos. Dengan kata lain, dia tidak memiliki sifat licik, jahat, suka menghakimi, selalu tidak puas, gengsi, dengki, atau pemarah. Ia hanyalah seorang manusia yang selalu ingin tahu dan ingin mempelajari hal-hal yang baru. Sayangnya, seiring dengan berjalannya waktu ia juga belajar berpikiran negatif yang mengakibatkan adanya saat-saat yang tidak menyenangkan.



[bagian 2]

Kita dididik bahwa apa yang kita pikirkan adalah sesuatu yang nyata dan yang harus diperhatikan. Pada kenyataannya pemikiran kita tidaklah nyata melainkan hanyalah sekedar apa yang kita pikirkan saja.

Bayangkan Anda sedang dalam perjalanan pulang dari sebuah pertandingan sepak bola. Pada menit-menit terakhir dari pertandingan tersebut, seorang pemain andalan gagal mempertahankan bola yang mengakibatkan kekalahan bagi kesebelasan favorit Anda. Nah, sekarang Anda sedang bersantai di rumah pada saat seorang anggota keluarga Anda mengungkit-ungkit tentang pertandingan tersebut. Anda mulai memikirkan tentang kekalahan kesebelasan favorit Anda dan mulai memusingkannya. Lalu Anda mulai berkomentar panjang lebar bahwa tim tersebut harus mengganti beberapa pemainnya.

Permainan sepak bola tersebut menjadi "berpindah" ke rumah Anda. Semakin Anda memikirkannya, Anda menjadi semakin pusing -- kok bisa-bisanya pemain itu gagal mempertahankan bola !

Memang benar pemain tersebut gagal. Tapi saya ingin menunjukkan pada Anda bagaimana melupakan kejadian tersebut dengan mudah. Anda akan melihat bahwa meskipun kekalahan itu terjadi, sekarang hal itu hanyalah merupakan sebuah pikiran yang tidak punya kekuatan apapun kalau Anda mengabaikannya. Pada saat Anda menyadari hal ini, kebahagiaan akan Anda rasakan.

You Might Also Like

0 komentar

CONNECT ON TWITTER

Blog Archive

connect on Pinterest