What's Next?

5:22:00 pm

Cuplikan lirik lagu Brick by Boring Brick yang dinyanyikan oleh Paramore. Actually this song's intention is to control the listener's mind. (Cerita di balik lagunya)




Aku bosan dengan hidup ini.
Aku membenci perlakuan orang-orang terhadapku yang menurutku kurang ajar.
Aku mengganggap sampah semua prinsip yang dianut orang lain, kecuali prinsipku sendiri. Tapi aku malu karena apa yang kupikirkan tersebut hanyalah kesombongan.


Kesombongan? Siapa bilang?


Agama? Kitab sucimu?
Stop talking about somewhat religion.



Berhenti juga untuk mencoba mengguruiku dengan kaidah-kaidah dari metode berpikir positif. Omong kosong saja. Orang idiot mana yang "berpura-pura" bahwa segala sesuatu yang buruk tidak perlu dipikirkan karena sesungguhnya tidak ada; dan dengan rela hati mengganti semua perasaan buruk dengan pikiran-pikiran super positif yang lebih positif dari realita. Huh, konyolnya orang-orang ini. Kalau memang ingin menangis, ya menangis saja. Kalau memang itu memicu emosi dan membuat marah, ya teriak saja. Pukul tembok saja. Toh kamu yang merasakan sakitnya kan. Ha ha ha.


Aku iri tingkat advanced dengan para umat manusia yang bisa mencapai target-target dalam kehidupan mereka. Sementara aku di sini, di "kota" kecil yang katanya tidak ada di peta (peta mana yang kamu punya?), sudah cukup bangga dan puas dengan pencapaianku yang tidak ada apa-apanya sama sekali.


Biasanya aku cukup puas men-testimonikan diriku sebagai seorang wanita yang kurang memiliki motivasi. Dengan beberapa polesan: muka tak berdosa, nada bicara yang sok dikalem-kalemin, dan pemilihan kosakata yang lumayan berbobot, aku akan tampak bijaksana. Padahal sebenarnya bodoh tiada dua.


Aku membenci rutinitas harianku yang--meskipun memiliki ujung nantinya--hanya terasa menyiksa bagiku. Kadang aku berpikir, apakah ini lebay dan aku sudah terpengaruh dampak industri musik girlband dan boyband masa kini? (apa hubungannya, coba??)
Tapi aku tidak peduli dengan apa kata orang atau apa kata dunia. Mereka punya mulut? Yah, silakan saja berkoar-koar. Mereka punya otak? Yah, silakan berpikir dan berpendapat. Aku belum tentu mau dengar.


Ngomong-ngomong soal otak... Jadi ingat dengan seorang temanku yang pernah bertanya, "Kenapa sih kamu selalu banyak bertanya? Kenapa hal-hal kecil mesti dipikirin. Apa susahnya untuk terima jadi aja. Nggak usah banyak pusing mikirin yang ga penting, deh."


Lha, temanku itu apa tidak tahu. Aku punya otak. Otak ini diberikan oleh Sang Pencipta saat Ia membentuk aku dari debu tanah. Aku punya otak, maka aku pakai sesuai dengan fungsinya sejak semula yakni berpikir. Selama sesuatu bisa dipikirkan, yah kenapa tidak dipikirkan?


Argh, pokoknya aku sudah bosan. Ini tidak bisa dipertahankan terus. Ke mana aku harus berlari supaya tanggung jawabku hilang. Nowhere, jawabannya. Sesungguhnya aku tahu aku harus melanjutkan apa yang paling tidak kusukai ini. Huh.



You Might Also Like

2 komentar

  1. rutinitas ngelesin mksdny yen? ganti ja kerjaan yg loe suka atuh pas abis lulus.....gw setuju sama loe....byk org mikir "ih ngapain c mikir ga pnting..jalanin aja" tp kenapa kita ga mikir klo kita ada otak////hahaha....cuman td denger ci vini ada hal-hal tertentu yg gaperlu dipikirkan jg n malah jadi celah si iblis c....hmm...gw jd berpikir jg yen....

    ReplyDelete
  2. @Kaka: Hahaha.. kalimat lu yang terakhir ka. Malah lu jadinya mikir lagi. Wkwkwkw. Rutinitas ngelesin (di tempat yang satu itu tuh.. yang ada bosnya) dan kegagalan2 gw ka. Achievement2 yang nggak bisa gw raih ka. Sangat membosankan. Iya nih ci vini pas banget euy kotbahnya kemarin. Paling mikirnya kalau emang perlu diulik aja kali yee..?

    ReplyDelete

CONNECT ON TWITTER

Blog Archive

connect on Pinterest