Berani Gagal

6:03:00 pm


Banyak hal dalam hidup ini yang sudah kita rencanakan jauh-jauh hari, dan rencana itu sungguh bagus adanya. Tapi, kenyataannya tidak semua yang kita rencanakan itu terjadi, kan? Ada orang mau menikah bulan Januari 2015, tapi dia dan pacarnya ternyata putus pada bulan Desember 2014. What’s going on? Sewa gedung sudah dibayar, undangan sudah disebar, cincin sudah dibeli, dll dsb. Bayangkan gimana rasanya kalau keadaan itu terjadi kepadamu.

Atau mungkin situasinya lain lagi. Kamu sudah buat strategi baru dalam pekerjaanmu di perusahaan dan kamu yakin strategi ini akan memicu keuntungan 2 bahkan 3 kali lipat, dan bahkan bosmu sudah memuji kamu sambil mengatakan bahwa kalau strategi baru kamu ini berhasil maka kamu akan dipromosikan. Namun realita memang tak sepaham denganmu. Kenyataannya adalah, apa yang kamu prediksikan melalui strategi kamu, hanya harapan kosong belaka. Kamu gagal.

Menghadapi situasi dimana “realita tidak terjadi sesuai dengan ekspektasi” maka respon kamu-lah yang paling penting di sini. Menurut penelitian, umumnya ada 4 respon, berupa pertanyaan, yang kamu akan ajukan kalau kamu mengalami kegagalan dalam waktu lama dan terus-menerus:
1. Mengapa saya?
2. Berapa lama semua ini akan terjadi pada saya?
3. Kuatkah saya menghadapi ini?
4. Di mana Tuhan?
Pertanyaan yang keempat adalah yang paling “berbahaya”. Ketika kita mulai berpikir bahwa Tuhan ‘seharusnya’ bertanggungjawab dengan semua yang sudah Anda alami tetapi Dia seperti ‘pergi menghilang entah kemana dan tidak berkata apa-apa.’

Orang Kristen tidak pernah lolos dari masalah, tapi yang membedakan orang Kristen dengan orang yang tidak mengenal Allah adalah bagaimana responnya. Mari kita lihat beberapa tokoh di Alkitab.

Daud punya banyak masalah. Meski dirinya telah diurapi menjadi raja, dia dikejar-kejar sama raja (yaitu Saul). Setelah dirinya dielu-elukan sebagai pahlawan yang memberikan kemenangan, tak lama kemudian dia dikejar-kejar karena dianggap berkhianat. Menantu yang seharusnya dikasihi malah dimusuhi sama mertuanya sendiri. Pernah hancur dan gagal tapi toh akhirnya dia naik juga menjadi raja.

Yusuf juga pernah gagal. Dia itu dari anak orang kaya langsung jadi budak. Namun saat dia jadi budak, dia bekerja keras sampai akhirnya dia punya jabatan tinggi di Mesir, katakanlah manager di rumah Potifar karena di situ Potifar hanya mengurus makanannya, tetapi selebihnya segala urusan diserahkan kepada Yusuf. Ketika dia sudah punya jabatan, dia harus masuk penjara, dan engga jelas kapan dia akan dibebaskan! Dia masuk penjara juga bukan karena kesalahannya tapi karena fitnah! Padahal dia dulunya pernah dapat mimpi bahwa dia akan menjadi pemimpin yang disegani dan bahkan keluarganya tunduk menyembah dia. Sampai di posisi ini, bisa saja lho, Yusuf itu merasa sudah diberikan harapan kosong alias di-PHP-in sama Tuhan. Di titik ini, sangat mungkin sebenernya bagi Yusuf untuk menggerutu dan berkata, “Mungkin itu cuma mimpi dan angan-angan gw belaka, yang nyatanya engga akan beneran terwujud!” atau “Mungkin Tuhan mempermainkan gw dengan ngasi harapan palsu?” Tapi selama itu dia engga pernah sekalipun mengeluarkan kata-kata makian atau gerutuan. Dia menikmati PROSES.

Berita baiknya adalah, semua orang pernah gagal. Anda baru putus? Tenang, sangat banyak orang yang pernah diputusin, bahkan berkali-kali. Anda dipecat? Yasudah, toh semua orang juga mengalaminya. Jangan menyerah, apalagi bunuh diri. Ga usah lah.

Penting untuk tetap bersemangat di tengah penderitaan karena kitab Amsal berkata “Orang yang bersemangat dapat menanggung penderitaannya.” Kata semangat kalo di bahasa Inggris adalah enthusiasm, berasal dari bahasa Latin entheos, dimana en = di dalam, theos = Tuhan. Semangat itu ditemukan di dalam Tuhan. Jadi kalau Anda banyak masalah, carilah Tuhan.

Jadi, kalau masalah datang, ikuti prosesnya. Berapa banyak dari kita yang enggan mengikuti prosesnya? Kalau masalah terjadi, Tuhan sedang mau mengajarkan sesuatu. Mungkin ada yang perlu diubah dari diri Anda.

Nah, bicara soal proses, kita perlu menilik arang. Arang itu terdiri dari molekul karbon. Apakah bentuk arang indah? Tidak, bukan? Fungsinya ‘hanya’ membuat api untuk menghangatkan makanan. Nah, ada lagi senyawa yang terdiri dari molekul karbon yang ada di ratusan kilometer di kedalaman perut bumi. Di dalam situ, dia mengalami tekanan yang engga gampang. Sakit. Berat. Perih. Tapi tahu engga betapa indahnya molekul karbon yang satu ini? Namanya BERLIAN. Berlian dan arang itu sama-sama terdiri dari molekul karbon, bedanya berlian mendapat tekanan yang jauh lebih berat.

Bunga itu indah, ya kan? Kalau kita melihat setangkai bunga dipetik lalu dipajang di dalam vas bunga atau dijadikan bouquet, wanita pasti tertarik. Namun kalau bunga itu DIPOTONG, DIPERAS, DIHANCURKAN ? Apakah masih indah? Tentu tidak indah, tetapi HASIL dari proses pemotongan-pemerasan-penghancuran itu adalah indah, yakni PARFUM.

Kalau soal proses, sebenernya kita dari kecil udah mengalaminya lho. Ingat waktu kamu masih bayi, belajar berjalan dari yang dulunya cuman merangkak. Ingatkah kamu atau, ingatkah orangtuamu, berapa kali kamu JATUH-BANGUN sampai akhirnya bisa berdiri tegak dan berjalan lancar? Engga ingat, kan! Apa artinya? Sejak kecil kita sudah terbiasa mengalami proses jatuh bangun tapi kita tetap enjoy, namun kenapa saat kita dewasa kita seakan belum terlatih untuk jatuh bangun di dalam masalah kehidupan? Ingat kembali bagaimana mental pejuang kita waktu kita masih kecil!

Contohnya: Masa’ gara-gara digosipin atau disindir di status FB kita berhenti pelayanan? Gak make sense!

Bagaimana cara supaya kita bisa bangkit setelah jatuh? Ubah cara pandang (perspektif) kita tentang kegagalan. Thomas Alva Edison pernah mempekerjakan 2 orang ilmuwan. Suatu kali mereka berdua datang kepada Edison dan berkata, “Pak, mungkin formula atau rumus yang Bapak selidiki ini salah. Kami sudah gagal 700 kali.” Edison hanya bilang, “Kalau begitu sih namanya bukan gagal 700 kali, tetapi kalian telah MENEMUKAN 700 cara yang salah yang tidak perlu ditiru. 700 cara yang salah, itulah yang telah kalian ketahui.” Dua ilmuwan ini pun melanjutkan studi mereka dan berhasil di percobaan ke-750. It’s all about perspective!

Bisakah kamu melihat “nilai tersembunyi” di balik sebuah produk gagal?

Bisakah kamu melihat pelajaran berharga di balik yang namanya masalah?


Disarikan dari kotbah Pdt. Andre Imam, Minggu, 10 Mei 2015

You Might Also Like

1 komentar

  1. Thank you already inspiring me with new perception :) keep on blessing others through your writing..

    ReplyDelete

CONNECT ON TWITTER

Blog Archive

connect on Pinterest