Hidup Lo Pasti Lebih Seru dari Film di TV
9:13:00 am
Gw lagi demen banget nonton serial The East, program yang
tayang tiap weekend di NET TV. Berhubung di kosan gw engga ada tipi, alhasil gw
“membajak” bandwidth internet di kantor untuk nonton The East ini di Youtube.
Beberapa hari belakangan ini, tiap jam 12 teng (saat waktunya makan siang) dan
sesudah jam 5 sore, gw pasti “kedapatan” lagi nonton The East. Secara volumenya
gw puter kenceng-kenceng, udah berasa kayak di teater di kamar sendiri dah
pokonya.
Buat elo yang belum tahu The East itu apaan, let me explain
briefly. Jadi, The East itu serial tentang anak-anak muda yang bekerja di
stasiun televisi NET tetapi mereka adalah tim E-news doang. E-news itu singkatan
dari Entertainment News, dan ini merupakan program (beneran) yang tayang di NET
TV. The East bercerita tentang lika-liku sebuah tim produksi dalam mengerjakan
program E-news. Aaah, bingung ya!? Intinya tuh gini: The East adalah program
televisi yang menceritakan sebuah program televisi. Nah, lho. Jangan makin
bingung apalagi pake aksi mulut mangap. Pokoknya, The East itu berisi kegilaan
dan keanehan yang dilakoni oleh para kru yang bertugas di balik layar program
E-news. Kru-nya tentu saja talent ya, bukan kru beneran yang asli kerja di NET
TV, lho. Hayoo, entar elo tambah bingung.
Ah daripada gw juga makin ribet menjelasakannya, mendingan elo
pada nonton sendiri deh The East dan liat kekocakan mereka. Sebenernya, gw tentu
saja engga dibayar sama NET TV untuk me-marketing-kan program The East. Tapiiii
dari hati gw yang terdalam gw mau bilang bahwa: ELO MESTI KUDU DAN WAJIB NONTON
THE EAST terutama kalau elo adalah seorang pekerja kantoran (kayak gw) dan
kantor lo bergerak di bidang media broadcast (kayak gw juga).
Dengan menonton The East tuh, kita bisa jadi paham mengenai
apa yang dilakukan di balik layar sebuah program televisi. Kalau kita selama ini
puas dengan tayangan-tayangan kece di NET TV, elo mesti liat dari kacamata para
pekerjanya. Nah, “kacamata” itu tuh bakal lo pakai saat elo menonton The East!
Lo akan mengerti konflik-konflik antara produser dengan reporter, kekacauan
dalam sebuah live report, kegalauan kru kalau dikejar deadline liputan, dan…..
ini nih yang selalu ada dan jadi bumbu “penyedap rasa” di (hampir) setiap
program televisi: adanya kisah naksir-naksiran antara dua insan. Ahahahai. Ada
yang cintanya ditolak padahal nembak aja belum, dan ada yang cintanya bertepuk
sebelah tangan. Oya, satu lagi yang unik dari setiap episode The East adalah:
adanya bintang tamu (artis) yang akan menjadi bagian dari kegokilan kru-kru di
balik E-news. Waw, pokonya program ini ciamik deh. Dari segi kemasan dan konten,
gw mau bilang bahwa program ini belum ada saingannya. Kalau perlu ini program
ditayangin di televisi kabel dan diterjemahkan pakai subtitle bahasa Inggris,
deh!
Sayangnya kadang ada beberapa gimmick yang suka diulang-ulang,
contohnya kayak timbulnya kekacauan karena tertukarnya dua barang yang hampir
serupa. Nah, itu kan klasik banget adegannya. Di beberapa episode The East yang
udah gw tonton, gimmick itu udah gw liat sekitar empat kali, dan itu cukup
mengurangi “kejutan kreatif” dari tayangannya karena kita sebagai penonton udah
bisa nebak ending-nya bakal dibawa kemana.
Anyway, positive-nya dari The East sebetulnya lebih banyak kok
dari negative-nya (ya ampun, gw kayak yang bener-bener fans fanatik The East
gitu ya? Hahaha). Nih, gw coba bikinin di list ya, apa aja positive-nya dari
tayangan The East:
1. kita jadi tahu gimana etos kerja orang-orang di industri
kreatif terutama di NET TV. Mereka yang kerja di situ punya prinsip “Zero
Mistake”. Engga boleh buat kesalahan. Tentu saja maksudnya bukan supaya jadi
perfeksionis akut. No no no. Toh, kru-krunya sering kok buat kesalahan, termasuk
boss-nya juga. Prinsip “Zero Mistake” ini lebih menekankan soal etos kerja yang
UNGGUL. Excellence. Gw terinspirasi sama yang satu ini. Mereka aja yang kerja di
dunia sekuler punya etos kerja kayak gitu, lah gw yang harusnya kerja di CBN for
the greater purpose mestinya bisa melampaui keunggulan mereka dalam bekerja.
Nah, cakep kan!
2. kita jadi paham bahwa rupa-rupa karakter orang (mulai dari
yang aneh sampai yang jutek) itu tuh kalo digabungin mestinya bisa menjadi
sebuah tim yang solid. Maksudnya, kayak prinsip satu tubuh. Jangan harap sebuah
tubuh itu terdiri dari mata semua, karena telinga dibutuhkan juga. Sama halnya
dengan kerja tim. Kalau ketemu dengan variasi keunikan orang (umumnya bagi kita
nyebelin, karena karakternya beda dengan kita dan kita rasa kurang nyaman
berrelasi dengan mereka) kita harusnya seneng. Jangan pernah mengharapkan untuk
kerja satu tim dengan orang yang karakternya persis kayak lo. Inget, tubuh engga
bisa berfungsi kalau terdiri dari kelingking semua. Variasi itu mesti ada.
Contohnya nih, di The East itu ada cameraman namanya Fajar, dia
punya hobi minjem duit dan makan gorengan. Temen-temennya suka kesel kalau
dikit-dikit Fajar minjem duit ke mereka. Tapi di sisi lain, kehadiran Fajar tuh
menyenangkan karena dia orangnya setia kawan dan suka ngasi motivasi kalau
temennya lagi down. Fajar juga suka nganterin temennya yang butuh tumpangan,
dengan motor kesayangannya.
Contoh kedua adalah Mutia, si manager senior. Dia tuh jutek
abis. Sorotnya matanya setajam cutter. Senyum aja dia jarang, meskipun di
tengah-tengah meeting semua kru pada ketawa karena ada lawakan misalnya. Tapi
bagusnya, Mutia itu serius dalam bekerja, artinya dia engga punya waktu untuk
bergosip atau genit-genitan di cermin pas jam kerja. Kerja ya kerja, serius.
Bahkan saat atasannya suka ngajak ngobrol untuk hal-hal remeh temeh yang di luar
konteks pekerjaan, Mutia bisa dengan tegas menolak dan memilih untuk melanjutkan
pekerjaannya. See?
Contoh ketiga adalah Iren, reporter junior yang polos banget
dan cenderung lemot. Tapi Iren itu tulus dan jujur orangnya. Dia juga engga
segan-segan bantuin siapapun temennya yang sedang dalam kesusahan. Iren ini lucu
deh pokoknya. Tapi ya, ada nyebelinnya juga: kadang dia ngomong padahal engga
ditanya alias asbun atau asal bunyi.
Gitu deh, guys keseruan dan pengetahuan yang bakal elo dapet
kalau nonton The East. Acara ini dikemas dengan gaya kocak, dan elo engga perlu
ragu nonton acara ini meskipun elo bukan orang kantoran atau pekerja di industri
kreatif. Kenapa? Karena elo bakal tetep ngerti kok dengan alur ceritanya.
Istilah-istilah broadcast emang ada tapi engga cukup sering disebutkan, dan
dengan menontonnya justru lo yang tadinya engga ngerti bakalan jadi ngerti.
Apalagi acara ini tayang di jam primetime (jam 7 malam) tiap Sabtu dan Minggu.
Asyik, kan?
Ngomong-ngomong, setelah gw tonton The East beberapa episode,
gw tuh tiba-tiba menemukan fakta bahwa sebenernya kejadian yang gw alami
sehari-hari di kantor gw juga engga jauh dari apa yang terjadi di The East.
Orang-orang di kantor gw (terkhususnya di departemen IT & Online Media ya)
kelakuannya sebelas-duabelas sama pemeran-pemeran The East! Percaya, deh! Bahkan
sebenernya kelakuan temen-temen kantor gw lebih absurd (karena mereka kan asli
kelakuannya bawaan lahir, sementara pemeran The East kan cuma akting). Lo
bayangin aja, di ruangan IT & Online Media yang sudah gw tempati selama 2
tahun lebih ini, ada yang pendiem banget dan hobinya nonton Korea, ada yang
ngomongnya ceplas-ceplos engga pake mikir dan suka jualan gorengan tapi kritis
banget kalau soal politik, ada atasan yang naksir bawahan (oops!) dan kerjaannya
tiap hari mampir ke meja gebetannya itu, ada yang serius kalo kerja dan tidak
bergeming sedikitpun tapi kalau udah ketawa suaranya ngalahin kuntilanak, ada
yang suka ngecengin dan ngejodoh-jodohin orang dan sering banget bilang Ciyeeee,
ada yang hobinya maen dart di tengah jam kerja dan ngebajak status BBM orang
lain tapi pas bossnya manggil dia seringkali malah lagi nongkrong di meja kerja
temennya, ada yang hobi baca e-book di smartphone dan makan bubuk Milo tanpa
diseduh terlebih dahulu, ada yang suka koleksi batu akik sampe jari-jarinya
penuh bebatuan dan kerjaanya nyetel lagu Batak atau dangdut dengan volume
maksimal, ada yang hobi banget belanja online sampai-sampai tiap kali messenger
lewat dia pasti dag-dig-dug berharap barang pesenennya udah sampe, ada yang tiap
hari makan indomie mulu dan suka ngeluarin jurus ilmu bela diri untuk menganiaya
orang lain sampe orang itu teriak-teriak kesakitan, dan lainnya. Gokil ngga
tuh!
Gw rasa kekocakan yang terjadi antara kru The East terjadi juga
sama anak-anak di ruangan gw. Gw rasa drama-drama lebay yang ujung-ujungnya
mengocok perut juga dilakoni oleh temen-temen gw (dan termasuk gw juga lah ya)
di kantor. Dan gw rasa, yang terjadi di ruangan gw justru lebih menarik. Lebih
hidup. Lebih realistis. Ya iyalah!
Kalau gw bisa tertawa terpingkal-pingkal saat melihat berbagai
karakter orang di The East, bukankah gw harusnya lebih bisa terpingkal-pingkal
lagi melihat aksi temen-temen kantor gw tiap hari? Dengan segala teriakan
melengking, kebodohan yang tak disengaja, dan kekeliruan yang bikin berantem
sesaat tapi udah gitu kompak lagi? Ahh, emang luar biasa orang-orang itu.
Irreplaceable! :)
0 komentar