Covid Story: Badut Konspirasi

9:40:00 pm


From now on gw bakal banyak tuangin opini gw soal antivaxx, covidiot, penganut konspirasi aka. badut konspirasi COVID-19. Yang baperan ngga usah baca. Yang closed-minded, skip aja. Jangan misuh-misuh bacanya, kalau lo ngga setuju silakan buat sendiri tulisan versi lo.  

Okelah, virus ini senjata biologis buatan tiongkok. Okelah, virus ini rekayasa elit global. Tapi kalo bilang virus ini ngga ada... Lo punya empati ga sih?

Coba lo samperin orang yang lagi megap-megap di RS lalu bilang, "Sesak napas mah udah ada dari dulu. Pemerintah aja yang membesar-besarkan. Kamu cuma ketakutan aja."

Datengin orang yang lagi isoman lalu bilang, "Demam dan batuk pilek kan biasa sejak dulu, sini saya kerokin pake balsem."

Coba kirim pesan ke keluarga yang berduka karena saudara/pasangannya adalah nakes yang wafat, lalu ngomong, "Siapa suruh dia jadi antek WHO."

Lo pikir produsen kebohongan (dan ketololan) yang bikin akun hoax itu ngga percaya covid? Mereka percaya! Mereka tahu! Mereka juga prokes sesuai anjuran pemerintah. Tapi mereka punya tujuan kurang patut, sehingga mereka memanfaatkan demand di pasar yang suka dicekoki khayalan dan gemar menyangkal realitas. Dengan cara itu tujuan mereka tercapai (pandemi makin lama, dan mereka makin "sejahtera").

Bagi mereka, kamu udah jadi sales konspirasi yang patuh. Kamu badut yang bisa disetir, dengan modal cocoklogi dan video alakadarnya (asal ada bule yang ngomong, ga jelas dia siapa dan kompetensinya apa), disertai backsound dramatis ala film science-fiction kolosal, yang validitasnya tidak dapat dipertanggungjawabkan. Padahal kalau butuh bukti, tuh yang lagi sekarat mungkin cuma beberapa meter dari rumahmu. 

Lagian apa faedahnya kalo lo tahu dalang semua ini? Mau copot direksi Bank Dunia? Mau telepon Bill Gates? Gerebek kediaman Rockefeller? Apa? Apa? Mo ngapain? Udah dikasi solusi termudah di depan mata (pake masker, cuci tangan, vaksinasi) malah nolak. Diminta bantu angkat peti ngga mau. Lo hanya puas dengan pikiran liar yang berkecamuk di kepala lo, tanpa ada solusi nyata.

Lo merasa paling unggul, tak bisa terkelabui media mainstream. Lo pikir lo kalangan terpilih yang dapet bocoran agenda new world order. Hahahaha. Sok edgy. Logika aja yah: kalau bener mereka punya plan new world order, ngga mungkin mereka biarin orang-orang awam tahu dengan mudahnya. Masa segampang itu diakses di internet. Mikir!

Gw bukannya anti banget konspirasi. Gw percaya invisible hands itu ada sejak dulu. Tapi simpelnya gini. Kalau apa yang lo yakini malah membuat orang lain celaka bahkan hilang nyawanya, maka lo harusnya mengevaluasi 2 hal: esensi dari keyakinan itu dan diri lo sendiri. Dah lah, naekkin dulu maskernya. Kecuali kalo lo emang bernafas lewat dagu.


---

Photo by Christopher Burns on Unsplash

You Might Also Like

0 komentar

CONNECT ON TWITTER

Blog Archive

connect on Pinterest