Halloween Menurut Mantan Pengikut Setan
10:22:00 pm
Gina
Marisa, temanku yang kukenal di dunia maya dan beragama Kristen, dulunya adalah
pemuja setan. Namun Roh Kudus dengan anugerah-Nya menarik dia kepada Yesus dan
kini dia adalah putri yang dikasihi-Nya. Haleluya!
Saya
bertanya apa pendapatnya tentang Halloween. Tanpa sungkan Gina mengizinkan saya
untuk membagikan pesan di bawah ini, selain kesaksian yang dia berikan
sesudahnya.
Dia
memberi tahu saya, bahwa ketika dia masih seorang pemuja setan, Hari Halloween
adalah hari yang spesial bagi dia, dan merupakan hari favorit untuknya.
Bukankah pernyataan itu sungguh bermakna dalam?
2 Korintus 6:14
Janganlah kamu merupakan pasangan
yang tidak seimbang dengan orang-orang yak tak percaya. Sebab persamaan apakah
terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat
bersatu dengan gelap?
Gina
menulis, “Masyarakat sekular kita percaya bahwa Halloween hanya sekedar
perayaan yang tidak berbahaya yang isinya soal anak-anak mengumpulkan permen.
Tapi benarkah demikian? Asal mula perayaan ini adalah okultismen, dan orang
Kristen seharusnya berjaga-jaga. Mengapa? Ini sepuluh alasannya:”
1) Tanggal
31 Oktober telah lama dikenal sebagai Festival Orang Mati. Suku Celtic dan para
imam Druids merayakan hari ini untuk menandai perpindahan dari kehidupan kepada
kematian.
2) Di masa
kini, malam Halloween masih diperingati oleh penganut ilmu sihir untuk menjalankan
ritual mereka. Beberapa ahli sihir merayakan Halloween sebagai Hari Raya
Samhaim (dibaca: Sah-win), perayaan pertama dalam tahun penyihir.
Sebagai
festival orang mati, Halloween merupakan saat dimana para penyihir
berkomunikasi dengan roh orang-orang mati melalui berbagai macam tenung.
3) Orang
Kristen jangan sampai terlibat dalam praktik okultisme atau tenung ini.
Perhatikan peringatan Tuhan di dalam Ulangan 16.
4) Para
penganut ilmu hitam percaya bahwa Halloween merupakan masa peralihan antara
kehidupan dan kematian. Beberapa pelaku ilmu gaib melakukan tenung dan percaya
bahwa mereka dapat mempelajari rahasia kehidupan dan mendapat kebijaksanaan
dengan cara berbaring di kuburan dan mendengarkan ‘pesan’ dari orang mati.
5) Ajaran
okultisme berkata bahwa ‘roh’ dan ‘setan’ meninggalkan kubur di malam
Halloween, dan mereka akan mencari kehangatan dari tempat tinggal mereka selama
mereka hidup. Orang-orang di desa yang biasanya takut didatangi oleh roh dari
penghuni rumah mereka sebelumnya, akan mengenakan kostum untuk menakut-nakuti
roh tersebut. Mereka juga menaruh makanan dan permen di depan pintu untuk
menenangkan roh-roh tersebut, sehingga mereka pergi dan tidak berulah seperti
menghancurkan rumah atau ladang mereka. Ini alasan sebenarnya mengapa anak-anak
di masa kini mengenakan kostum dan meminta permen dari rumah ke rumah.
6) Ahli-ahli
sihir juga akan berusaha menakut-nakuti roh-roh tersebut dengan cara mengukir
wajah-wajah seram pada buah labu. Muka yang mengerikan diharapkan dapat
mengusir roh itu dan membuat dia pergi ke desa lain, sehingga rumah tersebut
aman. Kadang-kadang warga desa menyalakan sebuah lilin dan meletakkannya di
dalam labu itu, dan jadilah sebuah lentera (karena ini dalam bahasa Inggris
labu ini dinamakan Jack-o-Lantern). Inilah asal mula ukiran labu yang selalu
ada di setiap Halloween.
7) Beberapa
wanita penyihir akan melakukan ritual penutup, yang antara lain berupa
memakan sebuah apel atau berhubungan seks. Di dalam Alkitab (Kejadian 3),
memakan buah apel adalah lambang tindakan yang membawa dosa dan kematian bagi
seluruh isi dunia. Di dalam ilmu sihir, memakan apel justru menandakan
datangnya kehidupan. Kegiatan mengambil apel dari dalam air (atau bobbing for apples) dilakukan untuk
memperingati dua tradisi pagan: meramal dan berhubungan seks.
8) Sekolah-sekolah kini meniadakan atribut berbau agama
yang terkait dengan Natal (yakni saat liburan musim dingin) dan Paskah (liburan
musim semi). Tidakkah ironis bahwa kebanyakan sekolah masih merayakan Halloween
walaupun merupakan praktek okultisme?
9) Terlibat dalam Halloween berarti turut serta mendukung
perayaan bagi penyihir, kegiatan ramalan, rumah hantu, dan praktek okultisme
lainnya.
10) Orang Kristen seharusnya menghindar dari Halloween
dan menciptkan alternatif lain untuk menggantikannya. Gereja dapat menggelar
Festival Seru di Musim Gugur dan/atau merayakan Hari Reformasi (yang juga jatuh
pada 31 Oktober). Gereja tidak sepatutnya mendukung atau mempromosikan
Halloween.
(diterjemahkan dari tulisan Gina Marisa, mantan Satanis)
0 komentar