Trivisa Dua Kali
6:37:00 pmGw sudah menonton film Trivisa dua kali dan gw dapet banyak inspirasi soal hidup melalui film rilisan tahun 2016 ini.
Selain bisa ketemu
Richie Ren yang ganteng (kalo diliat-liat dia mirip JJ Lin lho! #EAAA), Trivisa
bikin gw melek soal how to be a great
crime. Ga usah ribut dulu ah, yang jelas gw ngga bermaksud punya cita-cita
jadi penjahat setelah nonton film tentang 3 gembong perampok ini.
Seperti di
postingan gw yang terdahulu soal trilogi The
Godfather, gw juga mau bahas “petuah” apa yang gw dapet dari film soal
mafia Hong Kong ini. Gw ngga akan bocorin jalan cerita film ini, tapi kalau lo mo
nyontek dulu sebelum nonton, lo bisa baca Wikipedia.
Singkatnya,
Trivisa adalah cerita fiksi soal 3 gembong perampok Hong Kong yang benar-benar
pernah ada di dunia ini. Mereka adalah Kwai Ping-hung, Yip Kai Foon, dan Cheung
Tze-keung. Mereka bertiga sebenernya ngga saling kenal, tapi pada suatu hari
yang cerah nan bersinar muncullah rumor bahwa 3 orang itu akan “berkoalisi”,
dan salah satu rencana mereka adalah memporak-porandakan acara serah terima
pemerintahan Hong Kong.
Gw ngga mau berlama-lama,
ntar tinta gw abis dan kuota internet kalian berkurang.
Gw cuma mau
bagiin 3 hal yang gw dapet setelah menonton Trivisa 2 kali.
#1 Profesionalisme
Kalau lo pengen
jadi penjahat, jadilah penjahat yang profesional. Ingin merampok? Miliki
rencana yang matang, jangan asal dar-der-dor ngga pake perhitungan. Mau
meledakkan kantor bupati? Pastikan kamu sudah meeting akbar dengan anak-anak
buahmu. Kalau rencana A gagal, lo jangan tidur dengan tenang seakan ngga
terjadi apa-apa. Kalau perlu, lo ngga usah tidur semalam suntuk untuk mikirin
jalan keluarnya. Intinya, jadilah penjahat yang benar-benar jahat.
Demikian juga sebaliknya:
kalau lo mau jadi orang baik, jadilah orang baik yang profesional. Jikalau lo
pengen bantu orang, bersedialah untuk susah payah membantu dia sampai dia
benar-benar merasa terbantu. Kalau lo mau memberi pada orang lain, berilah yang
terbaik dan kualitas numero uno, jangan asal-asalan. Kalau lo sudah berbuat
baik tapi malah difitnah bahkan dikhianati, lo harus ngotot untuk memegang
komitmen lo semula: berjuang jadi orang baik. Intinya, jadilah orang baik yang
sungguh-sungguh baik.
#2 Tidak ada kejahatan yang sempurna
Seperti yang pernah
dikatakan oleh *ehem* Detektif Conan, “Kebenaran hanya ada satu.”
Maksudnya apa?
Maksudnya, kebenaran itu pasti ada dan satu, sementara sisanya adalah “setengah
benar” atau “seperempat benar”.
Kejahatan ngga
pernah sempurna. Kejahatan selalu punya celahnya.
Kenapa? Karena
semua orang jadi bodoh saat dia punya pikiran jahat. Kebodohanmu itulah yang akan
membuat rencana jahatmu ngga sempurna.
#3 Ngga ada happy ending bagi si penjahat
Ada yang namanya
kebahagiaan, ada yang namanya keuntungan sesaat. Kalau mau jadi penjahat,
siap-siap terima yang kedua.
Tapi soal
kebahagiaan? Sorry to say, tapi lo ngga akan dapet happy ending selama lo hidup
dalam kejahatan. Apa yang diceritakan Trivisa, The Godfather, atau film-film
lainnya (sebutin semuanya satu-satu!) menunjukkan kesamaan: penderitaan adalah
konsekuensi yang wajar bagi seorang pelaku kejahatan.
Jadi setelah lo
menimbang-nimbang....
Lo mau jadi orang
jahat atau orang baik?
“If You're Going Through Hell, Keep Going” – Winston Churchill
0 komentar