Balas Dendam Paling Paripurna

8:32:00 pm

Cerita dari seorang psikoterapis berikut ini amat menarik.

Setelah berpuluh tahun menangani pasien yang beragam, Rick Cormier menemukan pola: Kita akan melakukan hal yang paling kita hindari.

Maksudnya gimana?

Ehem, begini kasusnya. Ada seorang wanita bernama Dian yang super-bersih dan anti-bakteri. Setiap kali ke toilet umum di mall, ia selalu meletakkan beberapa helai tissue di dudukan toilet. Setelah selesai buang air, Dian tidak mengambil dan membuang tissue itu ke tempat sampah sebab telah terlalu kotor. Maka, Dian membiarkannya jatuh ke lantai. 

Dian juga sebenarnya enggan menekan tombol flush, bagian yang tak kalah kotor di setiap WC umum. Tapi kemudian dia menekan juga tombol itu menggunakan kelingkingnya dengan asal-asalan. Antrian sudah mengular di luar pintu. Dian buru-buru keluar. 

Jika kalian ke toilet umum, dan menemukan kertas tissue berserakan di lantai beserta sisa kotoran di kloset, kalian pasti menduga ini ulah masyarakat kelas bawah. Rupanya ini perbuatan orang super higienis loh. 

Psikoterapis telah menemukan alasan kenapa ada banyak orang seperti Dian di dunia ini. 

Orang-orang yang takut diperlakukan buruk oleh orang lain, akan justru tanpa sadar memperlakukan orang lain dengan buruk. Mereka ingin memastikan bahwa orang lain tidak bisa memanfaatkan mereka. Sebelum kamu tembak saya, saya tembak kamu lebih dulu. Maka, saya berada dalam keadaan aman.

Mengejutkan bahwa kita cenderung akan menjadi seperti yang kita benci. Saya lupa sudah berapa kali saya memikirkan konsep ini dan menuliskannya--entah di Twitter, jurnal, atau apa. 

Pertama kali terpikirkan ketika saya kuliah. Suatu kali saya main ke kosan teman kampus. Banyak sekali obrolan seru yang kami bicarakan, salah satunya tentang seorang dosen yang tukang gosip. Dosen tersebut keponya minta ampun, dan setiap orang di kampus tak luput dari objek pergosipannya. Kami sebel banget sama dosen tersebut, karena dia juga pasti membicarakan kami diam-diam ke dosen lainnya. Huh. 

Jadi, sore itu kami menggosipkan seseorang yang kami benci karena kebiasaannya bergosip. 

Dalam buku Seni Memahami Diri Sendiri karya Cecil G. Osborne dituliskan: Psikiater telah lama menyadari bahwa tipe orang yang paling sering menyebabkan kita marah sebenarnya adalah tipe kepribadian kita sendiri. Kitalah manusia yang paling banyak membohongi diri sendiri terhadap kesalahan kita (kelemahan kita). 

Osborne jelas sependapat dengan Carl Jung yang mengatakan, "Setiap hal dari orang lain yang menjengkelkan kita, akan membawa kita semakin mengenal diri kita sendiri."

Menarik ketika kita hampir selalu berhasil melihat kesalahan orang lain, tapi lupa dengan kesalahan identik (atau bahkan lebih serius) yang kita miliki. Kuman di seberang lautan tampak, gajah di pelupuk mata tak tampak. Gajah sebegitu besar tak mampu menghalangi dahsyatnya hasrat kita dalam memelototi kuman yang HARUSNYA TERLIHAT DI MIKROSKOP! 

Sekitar 50 tahun silam sebuah artikel NY Times pernah membahas paradoks ini. 

Melalui kebencian yang menggebu-gebu, negara-negara justru mengembangkan karakter yang dimiliki musuhnya. Amerika Serikat hendak membangun negara berlandaskan ketuhanan yang esa dan menjunjung nilai alkitabiah--mereka berusaha tidak menjadi seperti negara-negara komunis. China, bersama prinsip Marxisme yang dianutnya, membangun negara dengan pengorbanan diri, kerja keras, kesederhanaan, dan penghormatan kepada alam.

AS pikir ia akan menjadi bangsa yang religius, tetapi kemerosotan iman di sana sama kacaunya dengan Eropa. Pemimpin Mao Zedong pikir ia telah membentuk bangsa tanpa campur tangan agama, tapi China justru menjadi negara yang menjunjung nilai-nilai Puritan terbesar di dunia. (Puritan = kelompok keagamaan yang memperjuangkan "kemurnian" doktrin dan tata cara peribadatan, juga kesalehan). 

Tulisan yang semakin ngalor-ngidul ini akan saya tutup dengan penggalan dialog film Black Panther (2018).

T'Challa: Kau mau menyaksikan bangsa kita menjadi kaum yang kaubenci! Kau ingin kita berpencar dan berbagi lahan seperti yang mereka lakukan!
Killmonger: Bukan begitu. Aku telah belajar dari musuh-musuhku. Kalahkan mereka dengan permainan persis seperti yang mereka mainkan.
T'Challa: Kau telah menjadi seperti mereka! Kau akan menghancurkan dunia, termasuk Wakanda!

Balas dendam akan menjadi paling paripurna ketika kita sama jahatnya dengan musuh kita. Setara, kalau bisa lebih.


You Might Also Like

0 komentar

CONNECT ON TWITTER

Blog Archive

connect on Pinterest