SADAR DIRI, NGACA

10:54:00 pm



Masih tentang kecewa, karena topik ini relatable untuk segala umat & lapisan masyarakat. Selama lo adalah Homo sapiens dan temen lo juga Homo sapiens, lo masih dan akan selalu kecewa. 

Temen-temen, sadar ngga sih bahwa sebenernya sampe hari ini kita tuh ngga pernah bisa memenuhi syarat?

Apapun yang kita lakukan,
sebener apapun,
semurahhati apapun kita...
kita ngga pernah bisa membuat diri kita layak di hadapan Tuhan.

Semua tuh karena anugerah Tuhan. 

Bahkan sampe hari ini pun kita harusnya ngga layak. Kita ngga pernah bisa memenuhi standarnya Tuhan dan kita ngga pernah bisa memenuhi seluruh tuntutan hukum Taurat. Makanya, Yesus mati di kayu salib untuk menguduskan dan membenarkan kita, selagi kita masih berdosa.

Nah harusnya kita sadar: kita ngga pernah layak masuk dalam standarnya Tuhan. Bahkan yang luar biasanya, Yesus ngga pernah menyesal mati buat kita walau sampe hari ini kita ngga memenuhi syarat.

Alkitab bilang, walaupun kita tidak setia, Dia tetap setia karena Dia tidak bisa menyangkal diriNya.

Gw inget Yesus pernah bilang: Freely you have received, freely you have to give. Secara gratis kita sudah menerima, maka secara gratis juga kita harus kasi. 

Guys, lo kenapa sih gampang kecewa sama orang? Kenapa kita marah sama orang? Sederhana: karena mereka ngga memenuhi standar kita. Karena mereka ngga memenuhi level of honor-nya kita.

Tapi coba ngaca deh. Memang lo memenuhi standarnya Tuhan??

Nah kalo kita ngga memenuhi standar tapi Tuhan bisa nerima dan bersabar sama kita, kenapa lo ngga bisa menerima orang lain yang ngga memenuhi standar elo.

Harusnya kan standar kita cuma satu: kita dianugerahi Tuhan. Untuk itu, anugerah yang sama yang kita terima secara gratis, kita harus berikan juga secara gratis. Supaya kita ngga jadi orang yang menyia-nyiakan anugerah Tuhan yang sudah diberikan dengan cara stop di diri kita doang.

It's okay untuk punya ekspektasi sih. Gapapa kok. Tapi kalo sampe ekspektasi itu lo taro ke hidup seseorang supaya mereka bisa memenuhi standar lo, sehingga orang-orang yang bisa maen sama lo cuma yang bisa sama kayak elo, apa bedanya lo sama orang farisi? Apa bedanya lo sama iblis? Iblis itu kan disebut juga accuser of the brother. Dia penuduh saudara kita. Dalam bahasa aslinya, penuduh adalah categoros (=orang yang punya kategori). Makanya perpecahan terjadi: "Kalo lo ngga masuk kategori gw, lo ga bisa maen sama gw."

P.S. The enemy of our souls is often called the Adversary in the New Testament. Adversary, in Greek, is categoros, where we get the word category from. 

Gw agree, kita ngga bisa punya sahabat segitu banyaknya. Kita ngga bisa punya RING 1 segitu banyaknya. I know. Tapi kalo lo sampe membuat orang harus memenuhi ekspektasi lo untuk bisa dicintai elo, maka anugerah Tuhan di hidup lo tuh sia-sia. Karena anugerah Tuhan diberikan-Nya pada kita cuma-cuma supaya kita bisa bawa damai buat orang lain. Bukan jadi penuntut dan accuser, melainkan jadi sama kayak Tuhan: Dia pembawa damai, Dia mendamaikan, Dia menjadi pembela saudara.

So guys terimalah anugerah Tuhan supaya lo ngga lagi jadi korban sakit hati, korban tersinggung, korban orang-orang yang gak menuhin ekspektasi lo. Supaya lo bisa mengampuni, memberkati, dan menyentuh banyak orang. 

By: Raditya Oloan - original source

You Might Also Like

0 komentar

CONNECT ON TWITTER

Blog Archive

connect on Pinterest