raison d'être

9:00:00 pm


Pada suatu masa yang tidak pernah dicatat, di sebuah ruang yang tak lagi dihuni, 5-6 orang duduk dalam meja melingkar. Salah satu dari mereka berujar, "Mari kita buat orang menari-nari 10 detik dan biarkan mereka dengan tanpa paksaan merekamnya sendiri. Pasti akan ada banyak orang yang menonton, dan setiap aliran kilobyte-nya menjadikan kita kaya." 

Selain dia, semuanya tertawa. Ada satu yang menahan tawa, karena dia sedang meneguk suatu minuman. Tak lama kemudian diapun terbatuk, dan tertawa paling keras di antara yang lain. Sepercik air menerobos dari hidungnya tanpa ampun.

"Tidak ada yang akan menonton video bodoh seperti itu. Sungguh durjana."

Tapi kemudian dilahirkanlah Tiktok dan orang tanpa disuruh mulai menonton video tari-tarian. Seabsurd apapun itu. Dan yang menonton, seakan gerah kalau hanya diam saja, pun mulai merekam tariannya yang slebor.

Mengapa orang menonton kedurjanaan itu? Lima-enam orang yang waktu itu berkumpul pun termangu-mangu. Mengapa manusia, dalam segala kesibukannya, berkenan membuang 4 menit sampai 40 menit sampai 4 jam, untuk menyesap butir-butir keserampangan yang tidak memberikan efisiensi apapun pada hidupnya. 

Lalu si satu orang yang dulu jadi bulan-bulanan itu menjawab: nampaknya kebanyakan manusia tidak pernah membuat tujuan sendiri--mereka harus dicekoki distraksi agar merasa waktunya berlalu dengan penuh maslahat. 

Mereka yang mendengarnya mengangguk dengan agak malas; yang satu memainkan bulu-bulu brewok di dagunya, sementara yang satu lagi memencet jerawat di hidungnya yang pesek.

---

Photo by Pawel Czerwinski on Unsplash

You Might Also Like

0 komentar

CONNECT ON TWITTER

Blog Archive

connect on Pinterest