Kata Siapa Cewek Lebih Cerewet daripada Cowok?

12:54:00 pm

Kadang teori yang mengatakan bahwa wanita lebih banyak bicara daripada pria itu, salah. Kita pasti sering denger lah teori-teori dari antah berantah yang menurut gw risetnya juga kurang dilakukan, yang bunyinya kayak begini: dalam sehari wanita harus berbicara minimal 7.000 kata sementara pria hanya 3.000 kata. “Penelitian” lain mengungkapkan bahwa wanita berbicara 13.000 kata dalam sehari sementara pria hanya 10.000. Yah, nominalnya beda-beda antar tiap penelitian, tapi kesimpulan dari semuanya itu adalah, wanita lebih banyak ngomong daripada pria.

Gw ngga ngerti, apakah teori ini memang belum terbukti kebenarannya (alias cuma isu yang dianggap sahih), atau teori ini hanya berlaku di negara/kebudayaan tertentu, atau teori ini dulu sempet bener namun kini sudah tak berlaku lagi alias udah kadaluwarsa? Karena, sebagai wanita gw TIDAK merasa bahwa gw mengucapkan 13.000 kata sehari, bahkan 7.000 kata pun tidak. Menurut gw, itu jumlah yang terlalu banyak untuk dijadikan “kuota” jumlah kata yang mesti diucapkan sehari. Bibir bisa jadi jontor kalau gw ngomong sebanyak itu.

Contohnya hari ini, dimana ini adalah hari Sabtu dan gw menikmati ketenteraman serta kenyamanan ranjang di kamar kostan gw. Selama beberapa jam gw tertidur lelap, dan selama sisa waktu dari 24 jam itu gw hanya berbicara dengan 3 hingga 4 orang, itupun pembicaraannya pendek-pendek. Dan gw rasa gw belum mencapai 1.000 kata dalam sehari ini!

Yang gw khawatirkan adalah saat orang-orang percaya begitu saja akan teori bahwa “wanita lebih banyak ngomong daripada pria dan kalau pria yang lebih banyak ngomong daripada wanita maka ada yang salah dengan pria atau wanita itu.”

Ehm, ngga semua wanita itu hobinya nyerocos, ngomel-ngomel, atau ngasi ceramah kepada pasangannya atau anak-anaknya. Lah gimana dengan wanita yang introvert bahkan antisosial? Kita ngga tahu, tapi mungkin wanita dengan jenis ini “berbicara” melalui ngomong sendiri (monolog atau berdialog dengan teman khayalan), melalui menulis, atau melalui berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kalau memang teori di atas bener, maka mungkin “kuota” ngomong wanita jenis ini tercapai karena dia ngomong tapi engga disuarakan alias dikeluarkan dari mulut.

Trus gimana dengan wanita yang bisu, coba? Kalau memang teori itu bener, apa akibatnya jika sang wanita bisu itu ngga “menyalurkan” kata-kata yang harusnya dia salurkan? Apakah dia akan sakit kepala, berkeringat dingin, atau...?



You Might Also Like

0 komentar

CONNECT ON TWITTER

Blog Archive

connect on Pinterest