30-Day Blog Challenge: Day 2, Your Current Relationship

10:19:00 pm



Suatu hari, sobat gw bernama Irma nantangin gw untuk ikutan 30-Day Blog Challenge. Tantangan ini cukup mengerikan. Kita diharuskan menulis di blog kita masing-masing berdasarkan urutan topik yang telah ditentukan.


Irma sendiri sudah mempelopori gerakan ini terlebih dahulu. Doi udah sampai hari ke-7 aja, cuy. Gw sendiri pas pertama kali nerima tantangan ini, langsung excited. Excited tapi ngga langsung di-eksekusi. Wkwkwkw. Sama aja boong. Oya, gw juga sempet kasitau sobat gw yang lain—namanya Ribka—soal 30-day blog challenge ini. Terus dia juga langsung excited. Dan beberapa hari kemudian—yaitu hari ini—dia ngajak gw untuk mulai mengeksekusi tantangan tersebut. Gw sih hayu aja. Karena mulai barengan, jadi rasanya beban lebih ringan. Haha. *banyak alesan banget lo, Yen*

Okay, sesuai kesepakatan antara saya dan Ribka, hari ini kita langsung ke Day-2. Kenapa ngga dari Day-1? Karena topik di Day-1 adalah soal zodiak, yang mana merupakan topik yang dengan sengaja kami hindari. Kalo gw pribadi, emang udah ngga percaya zodiak dari beberapa tahun lalu. Gw malah lebih percaya sama tes-tes kepribadian kayak MBTI atau DISC test, dibandingkan ama zodiak ataupun shio. Hahaha.

Kelamaan dah intro-nya, langsung aja ya ke topic of the day: your current relationship. Ahay...

Sekarang gw lagi jomblo. Penyebabnya, karena gw ngga punya pacar. *ya iyalah*

Gw mungkin bukanlah seorang aktivis pembela hak-hak kaum jomblo, tapi gw memiliki rasa solidaritas yang cukup tinggi terhadap sesama jomblo. *berusaha menghibur diri sendiri*

Menurut gw masa kejombloan sangat penting untuk menggembleng mental kita sebagai seorang manusia.

“Jika kita ngga bisa merasa bahagia & puas ketika kita menjadi seorang jomblo, ngga mungkin kita bisa merasa bahagia & puas ketika sudah punya pasangan.”

Teori di atas udah sering banget gw denger, dan bagi gw itu bener. Sayangnya... mempraktekannya itu yang sulit.

Banyak yang bilang, status jomblo identik dengan kesepian. Yessss, itu bener. Tapi rasa sepi juga bisa kita alami kok, meskipun kita sudah berpasangan.

Banyak juga yang bilang, seorang yang jomblo padahal udah berumur kepala 3 atau kepala 4 berarti orang itu ngga berkualitas. Bahasa kasarnya sih, ngga laku. Duh, sadis bener ya masyarakat kita. Emang kita barang dagangan apa?! Harus diobral besar-besaran sampai laku, gitu?!? Padahal kenyataannya, kualitas diri kita ngga bisa dinilai dari apakah kita sudah berpasangan/belum. Toh, kenyataannya banyak juga orang yang sudah berpasangan tapi kepribadiannya ngga bermutu, intelektualnya ngga cemerlang, dan karakternya ancur-ancuran. Kualitas diri sih, kita sendiri yang nentuin. Yang wajib mengembangkan kualitas kita, ya kita sendiri... bukan pasangan kita. *emang lo berpasangan sama motivator apaah*

Anyway, meskipun gw jomblo tapi gw suka nyari-nyari fakta seru soal pernikahan atau pacaran. Contohnya aja, gw sekarang lagi baca buku yang judulnya “The Art of Understanding Your Mate”. Buku sebelumnya dari pengarang yang sama sudah pernah gw lahap habis, judulnya mirip-mirip juga yaitu “The Art of Understanding Yourself”.

Buku “The Art of Understanding Your Mate” termasuk berat buat otak gw. Semakin gw membacanya, semakin gw ngga paham sama makhluk yang namanya laki-laki. Siapa bilang hanya laki-laki yang ngga paham sama perempuan? Perempuan juga ngga paham sama laki-laki, keleus. Yah, maklumlah, kita kan dua jenis insan yang berbeda meskipun dari spesies yang sama. Tapi buku ini emang sukses bikin gw bingung, mungkin karena gw juga belum menikah, sehingga baca buku ini bagaikan baca tesis mahasiswa Harvard University. Gak kuat!

Okay, kembali ke realita. Realita bahwa gw jomblo. Menurut gw, siapapun orang yang mengutuki masa jomblonya dan baru berbangga saat dia sudah berpasangan...adalah orang yang sungguh-sungguh kurang kasih sayang. Orang semacam itu sebaiknya di-imunisasi lagi hingga 12 kali dan dibawa ke istana boneka Dufan. Tuh orang mesti diajar untuk mengasihi dirinya sendiri meskipun dia lagi jomblo.

Mungkin satu-satunya perempuan yang ngga pernah merasakan kejombloan adalah Hawa. Begitu dia terbentuk di dunia ini, dia langsung diembat sama Adam. Beda sama Adam, yang sempet merasakan jadi jomblowan selama beberapa waktu lamanya. Masalahnya kita bukan Hawa, dan Adam yang kita nantikan mungkin masih on the way dan sekarang masih transit entah di mana. Artinya, kita mesti sabar. Dan selama kita sabar menunggu, kita harus rajin meng-upgrade diri kita. Malu dong, kalau si Adam tiba-tiba dateng di depan pagar sambil bawa sekuntum mawar merah, tapi kamu sebagai Hawa masih pake masker dan belum mandi.

You Might Also Like

1 komentar

  1. Di imunisasi 12 kali dan di bawa ke istana boneka dufan? Itu hukuman mati ter absuradul yang pernah gw denger.

    Eh eh gw mau ikutan chalanggenya yaaa hahay

    ReplyDelete

CONNECT ON TWITTER

Blog Archive

connect on Pinterest