Makhluk Unik Bin Ajaib

9:48:00 pm

Manusia adalah makhluk yang unik bin ajaib.

Jutaan penelitian dan studi sudah dilakukan untuk mengenali manusia secara luar dalam, tapi tetap saja banyak hal yang belum terungkap.

Menurut gw, tidak ada teori ilmiah yang bisa menjelaskan manusia secara umum.

Jika sebuah teori berlaku untuk seorang manusia, belum tentu teori tersebut berlaku untuk manusia lainnya.

Oke, mungkin riset puluhan tahun telah dilakukan dan melibatkan 2 juta responden manusia, misalnya. Seberapapun akuratnya, umat manusia di bumi ini tidak bisa diwakili oleh hasil riset tersebut.

Mengapa?

Karena setiap manusia punya kehendak bebas, punya kemampuan untuk memilih!

Adalah konyol kalau kita berusaha mengkategorikan manusia berdasarkan ilmu pengetahuan semata, walaupun gw pribadi menghargai usaha para ilmuwan untuk terus menyelidiki manusia. Tapi manusia itu unik dan ngga ada yang bisa disamain!

Maka dari itu, gw suka gemes kalau ada nasehat-nasehat yang sifatnya textbook yang berusaha diaplikasikan ke semua orang.

Contohnya nih, ketika gw lagi curhat panjang lebar mengenai keadaan ekonomi Sudan yang kian memburuk dimana gw merasa telah terjadi konspirasi terselubung dalam badan intelijen Armenia, gw akan sangat sedih ketika orang yang gw curhatin hanya bilang, “Tenang ya, semua indah pada waktunya.”

EMANG SIH bener bahwa semua akan indah pada waktunya, karena kalau belum indah berarti belum waktunya, kan?! #eh

Tapi ingat dong, gw ini lagi curhat, bukan ngasi informasi! Gw itu lagi konsultasi untuk suatu pergumulan berat yang mengacaukan hati gw, bukan lagi mewartakan berita di acara News BBC gitu loh!

Artinya apa? Artinya, sudah terlalu banyak nasehat yang beredar di dalam hidup kita (terutama di dunia maya, dimana orang kalau lagi galau atau bingung seringkali nyari solusinya di Google) yang sifatnya textbook alias template doang! Maksud gw tuh, sebetulnya banyak nasehat yang mungkin memang berlaku buat orang-orang tertentu tapi belum tentu berlaku buat kita! Namun karena nasehat itu benar bagi sekelompok orang, akhirnya nasehat itu kita percayai juga sebagai nasehat yang tepat buat kita.

Ini mengerikan sih, menurut gw. Mengerikan karena, nasehat yang kita cari lama-kelamaan bisa jadi cuma kalimat formal yang tidak menyelesaikan masalah kita. Dan nasehat yang kita terima bisa jadi justru menjerumuskan kita ke dalam masalah baru.

Bayangin nih, kalau misalnya ada konseling center. Setiap kali ada orang yang curhat ke konseling center tersebut soal masalah finansial, nasehat yang diberikan adalah: “percaya aja, Tuhan pasti mencukupi kebutuhanmu.”

OKE EMANG SIH ITU BENER tapi belum tentu berlaku ke SEMUA orang. Manusia kan unik ya, kembali lagi ke opini gw di atas. Keunikan manusia membuat nasehat yang dia terima harusnya unik juga. Unik di sini bukan berarti aneh, melainkan relevan dengan keadaan dia.

Sepertinya kita harus lebih lagi mendengar dengan hati, jangan sekedar mendengar dengan telinga. Kalau sebatas mendengar dengan telinga, maka yang kita terima hanyalah informasi. Orang udah curhat berbusa-busa ke kita, tapi yang kita terima adalah data. Kan pada akhirnya nasehat yang kita kasih juga adalah nasehat textbook baku yang ngga bermutu dan ngga hidup.

Coba kalau kita mendengarkan orang itu dengan menggunakan hati. Artinya kita mendengar curhat orang lain itu sembari mengenali latar belakangnya dia, mencari tahu alasan kenapa dia punya pandangan A dan mengapa dia menentang pandangan B, serta sambil menyelami keinginan dan cita-citanya dia. Intinya, kita berusaha mendengarkan yang tidak tersampaikan. Emang sulit, sih. Gw ngga bilang kita bisa dengan mudah melakukannya, tapi kita harus belajar melakukannya. Demi apa? “Demi dunia yang lebih baik.” Ya ampun, klise banget ya jawabannya. Nah, ini nih, contoh jawaban template alias jawaban textbook yang harusnya udah kehilangan makna karena selalu diulang berkali-kali dalam berbagai kesempatan. Udah basi.

Di jaman dimana semua orang megang smartphone dan selalu nyari wifi atau beli kuota, kita akan semakin terjejali dengan informasi. Nonton Youtube, dapetnya informasi. Stalking-in orang di Path, dapetnya informasi. Pantau-in timeline Twitter, dapetnya informasi. Tuh kan! Makin susah untuk belajar mendengar dengan hati. Tapi ketika semakin sulit justru harusnya kita semakin tertantang untuk mengembangkan skill ini dengan baik. Kalau perlu, kita puasa gadget. Bikin aksi #OneDayOffline. Susah? Emang. Tapi bisa, kan? Mungkin untuk dilakukan, kan? Udah deh, ngga usah banyak alesan.


You Might Also Like

0 komentar

CONNECT ON TWITTER

Blog Archive

connect on Pinterest