Inilah yang Paling Ditakuti Pecandu Narkoba
9:50:00 pm
Pecandu narkoba tidak takut hukuman mati, menderita, ataupun kesakitan
ancaman dan tekanan.
Yang pecandu narkoba takutkan adalah: ditolak, tidak diingini, dilupakan,
diasingkan dan disingkirkan.
Dua baris kalimat di atas diucapkan oleh seorang mantan pecandu narkoba di
negeri ini. Pernah hampir mati, tapi masih hidup sampai kini. Pengalamannya
menggunakan narkoba ia pakai untuk menginspirasi; agar tak ada lagi anak bangsa
yang tersakiti.
***
Ditolak.
Siapa sih, yang bakal bahagia jika ditolak?
Ngomong-ngomong, seseorang baru merasa ditolak jika ia berharap tapi
ujung-ujungnya malah meratap.
Seorang pecandu narkoba tidak akan merasa ditolak oleh sekjen PBB atau
Pangeran William misalnya, karena dia tidak berharap apapun pada orang
tersebut.
Pecandu narkoba pasti menaruh harapan pada keluarganya, pasangannya, dan
teman-temannya. Harapan apa? Tentunya harapan agar ia dikasihi, diterima, dan
dipedulikan oleh orang-orang tersebut. Makanya, dia akan merasa ditolak jika
orang-orang tersebut justru menghindar darinya.
Udah deh, ngga usah jauh-jauh ngomongin pecandu narkoba; coba kita
ngomongin diri kita sendiri.
Rasa tertolak dalam diri kita munculnya pasti bukan dari orang yang jauh.
Jadi, meskipun kita nge-fans berat sama Lee Min Ho, misalnya, kita ngga akan
merasa tertolak jika Lee Min Ho mengabaikan kita. Soalnya, Min Ho bukan orang
yang dekat dengan kita (kecuali kalau kamu adalah adik kandungnya Min Ho atau
kekasih gelapnya Min Ho).
Penolakan itu terasa menyakitkan karena datang dari orang yang dekat dengan
kita. Awalnya, kita berharap orang itu mau menerima kita apa adanya; kita
berharap dia tetap mengasihi kita meskipun dia tahu kelemahan kita; dan kita
berharap dia tetap bersedia berada di sisi kita apapun yang terjadi.
Namun semua yang kita harapkan tidak pernah terwujud. Bukannya mendapat
penerimaan, kita justru diasingkan. Ditinggalkan. Bagaikan sampah yang sudah
sepatutnya dibuang.
And it hurts. Hurts like hell.
Apakah memang kita yang salah karena menaruh harapan yang terlalu tinggi
pada orang tersebut?
Atau apakah memang dia yang memberi harapan terlalu besar kepada kita?
Entahlah.
Yang pasti rasa tertolak itu telah menghujam jantung kita.
Kemungkinan besar, banyak orang yang akhirnya bunuh diri karena merasakan
penolakan dari orang terdekat.
Well, menurutku kita seharusnya bisa
bertindak lebih berani daripada sekedar mati karena harapan yang tidak
terpenuhi.
Mengapa harus bunuh diri hanya karena hal sepele?
Kalau kita pernah berharap pada orang yang keliru, cari saja lagi orang
lain yang bisa dipercaya.
Kalau kita pernah ditinggalkan karena dia tidak bisa menerima kekurangan
kita, cari saja lagi orang lain yang mau menerima kita apa adanya.
Sederhana, kan.
0 komentar