Gw bukan kolektor perangko bekas.

Gw bukan kolektor barang antik.

Tapi ada beberapa hal yang gw koleksiin:

- MP3 bajakan.

Dalam usia hidup gw yang sudah seperempat abad lebih ini, ngga terhitung lagi berapa ribu lagu yang sudah gw unduh secara illegal. Haha. Tapi gw ngga bangga loh, gw hanya kurang cerdas dalam menghargai karya musik orang lain. Tapi kadang gw berpikir bukankah musik seharusnya dapat dengah mudah diperoleh dan dinikmati oleh telinga? Mengapa sesuatu yang indah, yang bisa menenangkan jiwa yang resah, harus diperoleh dengan uang? Musik yang indah itu justru tidak bisa dinilai dengan uang! (Demikian juga hal-hal indah lainnya seperti cinta, persahabatan, alam dan tawa... itu semua ngga bisa diukur dengan uang kan!). Bagi gw sih, jangan sampai telinga bahagia tapi dompet malah merana. (Baiklah, mungkin seorang musisi yang membaca tulisan gw ini akan mencak-mencak dan langsung men-shutdown komputernya. Gw terima apapun reaksi kalian.)

- ide-ide yang gw tuangkan melalui Twitter, Pinterest, dan blog gw ini.

Salah satu impian gw ketika gw mati kelak, adalah mewariskan hal-hal "ga jelas tapi berisi" kepada anak-anak dan cucu-cucu gw. Ketika sudah menjelang akhir hayat saat terbaring dengan lemah di ranjang, gw bisa membayangkan bahwa gw mengatakan, "Anak-anakku, bacalah tweet Ibu setiap hari. Satu tweet untuk 1 hari. Itu akan menjadi pesan bagi kalian di sepanjang hari itu."

Kemudian Pinterest. Setiap board dan pin yang sudah gw simpan di akun Pinterest gw adalah bagaikan wall of fame. Lagi-lagi, gw ingin mewariskan itu buat keturunan gw. Biarkan mereka membacanya dan mengambil hikmah dari setiap kata-kata atau desain yang gw pajang di Pinterest tersebut. Demikian juga dengan blog ini, yang lebih mirip buku harian terpublikasi. Gw harap anak cucu gw memahami mengapa ibu dan neneknya unik bin ajaib seperti ini. Hmm, mungkin inilah yang dinamakan warisan digital.