The Power of Not Knowing and Letting Go

6:22:00 pm



Situasi:
Laptop menyala di depan mata, software untuk bekerja sudah terbuka, deadline menanti.

Ekspektasi:
Buru-buru ngerjain tugas yang “tinggal ngedip langsung beres” ini.

Realita:
Laptop cuma dilirik-lirik sesekali, tapi mata fokus ke layar smartphone liatin produk terbaru online shop dan update-an alay teman-temanku di Facebook dan Instagram.

INTINYA: kerjaan ketunda, dan deadline pun telat diserahkan.

Gara-gara siapa?
Gara-gara Ahok lagi?
Atau gara-gara ibu yang melahirkan Ahok?

BUKAN.

Ini gara-gara kamu selalu pengen tahu, pengen dapet info terkini-terbaru-terpanas dari kerabat dan handai taulanmu.
Ini gara-gara kamu udah terlanjut diatur sama rasa penasaran, rasa bosan, dan rasa kesepianmu.

Apa ngga bisa kamu letakkan dulu itu smartphone mahal kebanggaanmu di pojokkan ranjang?
Apa ngga bisa kamu matikan dulu notifikasi ting-tung-ting-tung berisik tersebut?
Apa ngga bisa kamu non-aktifkan paket data yang nguras kuota itu?
SETENGAH JAM AJA LAH!

Setengah jam tanpa smartphone ngga akan bikin kamu kanker, serangan jantung, impotensi, dan gangguan kehamilan dan janin.
Setengah jam tanpa smartphone ngga akan bikin kamu mundur 10 abad alias ketinggalan peradaban.
Sekali-kali kamu perlu menganaktirikan smartphone-mu dan kembali membaca buku. Baca buku ya, bukan liat covernya doang lalu menguap, lempar buku, dan kemudian tidur.

Coba bernostalgia ke masa-masa dimana yang kamu sukai dari malam hari adalah kesempatan untuk baca buku/novel/komik di ranjang empuk sambil menyeruput secangkir cokelat panas.

Tinggalkan dulu momen dimana kamu nangkring di toilet sambil pandangin smartphone dan cekikikan baca komik digital di Instagram.
Dan rasakan khasiatnya setelah kamu rutin melakukannya selama 6 bulan penuh.
* ala-ala tukang obat gadungan *


You Might Also Like

0 komentar

CONNECT ON TWITTER

Blog Archive

connect on Pinterest