Lepaskanlah Bebanmu

9:14:00 am

Suatu hari ada seorang anak muda yang datang kepada orang berhikmat. Dia menceritakan bahwa dia ingin membunuh ayahnya, karena ayahnya itu tak bertanggungjawab. Sedari kecil dia melihat perlakuan ayahnya yang tidak manusiawi kepada ibu dan adik-adiknya. Dia merasa sudah mulai dewasa, dan dia sudah cukup kuat untuk membalas perbuatan ayahnya.

Orang berhikmat mengajak anak muda itu untuk berjalan ke rawa dekat dengan sebuah pantai yang indah. Orang berhikmat itu berkata, “Lihatlah rawa dan pantai itu. Apa perbedaannya?” Orang muda itu berkata. “Rawa tak bermuara, lebih kecil, airnya menggenang, banyak tumbuhan yang hidup di atasnya namun kesannya kotor. Kalau pantai luas, ada suasana yang menyegarkan.”

“Di mana orang lebih senang menikmatinya, apakah rawa atau pantai?” tanya orang berhikmat itu lagi. Dan pemuda itu menjawab, “Seringkali pantai yang banyak dikunjungi orang.”

Orang berhikmat itu menjelaskan, “Itulah kehidupan. Rawa, lebih kecil. Dia tidak mengelola airnya dengan baik sehingga banyak kotoran di dalamnya. Berbeda dengan pantai yang luas: apapun yang engkau taruh di dalamnya, dia tak akan mengembalikannya kepadamu. Ketika racun engkau taruh di air sedikit, maka air itu akan beracun. Ketika racun itu engkau tuangkan ke laut yang luas, racun itu tak berfungsi apapun. Belajarlah lepaskan kepahitanmu kepada Tuhan yang maha bijak, maka ia akan memberikan kehidupan yang luas juga bagimu.”


Di situlah pemuda itu tahu bahwa kepahitan bukan jalan terbaik. Namun ketika dia taruh seluruh kepahitannya kepada Tuhan, dia bisa jadi berubah dan bisa mengubah ayahnya. Berapa sering kita bungkus rapi sebuah kepahitan? Kita sayang-sayang kepahitan itu, sehingga hasilnya hidup kita tak maju-maju, kita makin sakit hati ketika melihat orang yang kita benci malah hidup lebih berhasil dari kita. Ketika kita serahkan kepahitan, kita akan mengalami pemulihan dan hasilnya kita bisa berubah dan hidup kita akan menjadi berkat. Sudahkah kita mengalami pemulihan hari ini?


You Might Also Like

0 komentar

CONNECT ON TWITTER

Blog Archive

connect on Pinterest